15

“Jak, tau gak sih?” Kata Randu sambil nyisir rambut Jaka yang lagi tiduran di pahanya.

“Apa tuh?”

“Aku tadi pagi kan chat papa”

Jaka yang awalnya tiduran langsung duduk tegak, “ngapain?”

“Santai dong” Randu tarik bahu Jaka biar balik tiduran lagi sebelum dia lanjut, “kan tadi pagi aku chat papa tentang yang PA itu, nah papa udah setuju. Kamu setuju gak? Setuju dong ya kan kemarin udah bilang iya”

Jaka yang matanya hampir merem langsung kebuka, “sejak kapan aku iyain? Ngarang kamu”

Terus Jaka duduk, “emang kamu chat papa kaya apa sih?” Tanya Jaka. “Boleh gak aku liat chatnya?”

“Sebenernya boleh, tapi! Ada satu bubble yang kamu gak boleh liat. Jadi mending gak usah ya?”

Jaka naikin alisnya sebelah, “emang kamu chat apa sama papa?”

Randu senyum, “rahasia! Jaka gak boleh tau dong” kata Randu dengan nada sedikit ngejek.

Detik selanjutnya yang terjadi adalah, Jaka menggelitikan Randu. “Mainnya sekarang rahasia-rahasiaan ya sama suami sendiri”

Gelak tawa memenuhi ruang kamar itu, mau dari Randu ataupun Jaka.

Tanpa sadar mereka menghentikan tawa dan mengangumi dalam diam. Menikmati mahakarya Tuhan.

Enggak tau siapa yang mulai, bibir mereka menyatu, tanpa ada tuntunan. Hanya nyalurin rasa kangen.

Mereka seatap, tapi ketemu pun hanya pas pagi dan malam, itu kalau Jaka gak pergi lebih pagi.